Rabu, 25 November 2009

SYUHADA_TUGAS HARI KE-2

KEHIDUPAN



Hari-hari ku lalui penuh dengan perhitungan yang matang. Aku tinggal di sebuah pondok pesantren yang terikat dengan peraturan yang begitu berat untuk diriku. Hampir setiap hari aku melanggar peraturan itu, meskipun tidak ada sanksi yang memberatkan diriku tetapi ada ketidak nyamanan dalam hidupku.batin ini terasa tertekan karena aku tidak bisa menjalani hidup dengan baik dan efektif. Aku bingung..............???

Pilihan antara pesantren yang lebih ku fokus atau kuliah terus mondar-mandir dalam pikiranku. Hatiku galau dibuatnya. Aku ingin semuanya terus dan tetap berjalan lancar tanpa ada hambatan apapun juga sedikit pun. Walau harus ku jalani keduanya. Aku ingin tetap punya semangat dan dukungan yang terus mengalir dari diriku sendiri, keluarga dan teman-temanku.

Pernah ku berpikir untuk memilih dan meninggalkan salah satu pilihan itu. Tetapi ku berpikir pilihan itu tak semuanya harus dipilih. Aku tak bisa meninggalkan dan memilih salah satu dari pilihan itu. Bagiku keduanya sangat penting dan berharga.

Inilah kehidupan, yang penuh dengan pilihan yang membuat kita terperangkap dalam pilihan yang sulit untuk memutuskannya. Mencari dan memilih mana yang terbaik untuk dijalani dalam kehidupan.

Aku ingin mendapatkan kesuksesan dengan memberikan yang terbaik dariku untuk semuanya. Entah apa yang ku pilih nanti, tapi yang pasti aku ingin menjalani semuanya dengan dan atas ridho-Mu, ya Allah...

Berikanlah jalan yang terbaik untuk menjalani semuanya agar tetap di jalan yang diridhoi oleh-Mu. Jangan biarkan hamba terpuruk dalam nistanya dosa kepada-Mu. Aku ingin mendapatkan cinta-Mu. Ya Allah ku bersujud di hadapan-Mu...

Selasa, 24 November 2009

syuhada_tugas hari ke-1

THE VIKING CLUB



Pada 21 November 2009 PERSIB VS PELITA bermain di stadion Jarak Harupat yang terletak di kota Bandung. Antusias para pendukung PERSIB yang di satukan dengan nama VIKINK CLUB memenuhi jarak harupat. Para pendukung PERSIB terus bersemangat, walaupun pada hari itu terus diguyur hujan deras. Sederas semangat yang berkobar untuk mendukung jagoannya, yaitu PERSIB.
Pada hari itu PERSIB bermain dengan baik yang dapat memukau pendukungnya. PERSIB tidak mau mengecewakan “ THE VIKINK CLUB ”, yaitu para pendukungnya.
Sebuah pengalaman yang tidak bisa terlupakan, ketika saya melihat begitu banyaknya para pendukung PERSIB. Yang hampir memenuhi Stadion Jarak Harupat. Mereka ingin menyaksikan secara langsung pertandingan tersebut. Meskipun mereka harus rela mengantri dan berdesakkan ketika memasuki stadion tersebut.
Sorak-sorai dari pendukung PERSIB terus menggetarkan dan memecah suasana di stadion itu menjadi ramai. Apalagi ketika PERSIB mencetak gol, suasananya semakin ramai dengan teriakkan para pendukungnya. Semangat...
Akhirnya dengan segala usaha dan semangat dari para pemainnya serta dukungan yang terus tercurah dari para pendukungnya. PERSIB mampu memberikan yang terbaik dengan skor akhir 2-1.hasil yang memuaskan bagi semuanya.

Kamis, 19 November 2009

JUDUL MAKALAH :
GERAKAN PEMURNIAN WAHABI : MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB ( 1115-1206 H / 1701-1793 M )
PENULIS :
MULYAWAN S. NUGRAHA
NIM :
066. 1076 ( No. urut absen: 23 )





KRITIKKAN


1.Ketepatan
Judul makalah ditulis dengan huruf kapital.
Terteranya landasan teori, yang membuat uraian mengenai makalah tersebut.
Sub bab diketik di pinggir dengan huruf besar tanpa digarisbawahi.
Penomoran halaman bagian isi dan penutup diketik pada batas kanan atas.
Adanya penutup pada bagian akhir sebagai penjelasan dan persoalan yang diketengahkan.


2. Kekurangan
Penomoran halaman pada bagian pendahuluan diketik pada batas kanan atas. Seharusnya, nomor halaman pada halaman pertama pada tiap bab diketik di tengah-tengah pada halaman bawah.
Tidak adanya rumusan masalah.
Banyak menggunakan istilah kata asing, sehingga susah untuk dimengerti. Pembaca tidak semuanya mempunyai tingkat pendidikan seperti penulis.
Adanya kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD. Contohnya, maqam-maqam.
Tidak adanya daftar pustaka sebagai acuan.
Tiap paragraf tidak terstruktur dengan cara yang sama. Tidak adanya bahasa kolokial ( informal ) untuk mengembangkan “hubungan yang dekat” antara penulis dan pembaca.

Jumat, 06 November 2009

ANAK JALANAN

MENGAMEN DI JALANAN LEBIH MENARIK BAGI ANAK KETIMBANG BERSEKOLAH

Bisingnya derung mesin kendaraan dan debu yang menyesakkan dada seakan sudah menjadi sahabat bagi para pengamen. Jalanan, menjadi ruangan belajar dan bermain bagi mereka. Para pengamen itu adalah contoh dari sekian banyak anak usia sekolah yang terpaksa hidup di jalanan untuk mencari sesuap nasi. Padahal, besar keinginan mereka untuk dapat mengenyam pendidikan. "jangankan untuk sekolah untuk makan saja susah", kata remaja yang seharusnya sekarang sudah duduk di kelas II SMA itu.
Mereka ingin sekali kembali ke masa saat ia masih berusia SD. Pasalnya, saat ini pemerintah menyelenggarakan sekolah gratis untuk SD dan SMP. Kendati demikian, mereka bersyukur karena sekolah gratis bisa di rasakan oleh sebagian dari mereka. Namun sayang, mereka lebih menyukai hidup di jalanan.
Dorongan untuk tetap turun ke jalan memang sulit dibendung. Anak-anak jalanan menempatkan diri mereka seolah-olah berkewajiban untuk mencari nafkah. Padahal kewajiban mereka yang lebih utama adalah belajar.
Sebagai solusi, agar pihak sekolah terus mendampingi anak didiknya yang turun ke jalan. Sementara itu sekolah gratis cenderung menjadikan orang tua siswa menjadi kurang bertanggung jawab terhadap pentingnya pendidikan bagi anak mereka. Karena tidak membayar mereka menyerahkan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah.
Menurut Alva, kecenderungan anak sekolah (terutama usia SD) turun ke jalan memang wajar. Hal ini terkait dengan pemikiran kognitif anak seusia itu yang masih belum sempurna.
Hal ini bisa dicegah jika guru bisa membuat kegiatan belajar-mengajar di sekolah menjadi lebih menarik. Apapun alasan dan latar belakang yang dikemukakan, jalanan bukanlah tempat yang layak untuk seorang anak usia sekolah.